Malang – Dr. Ranti Novianti, S.Pd., M.Pd., konsultan Rainbow sekaligus dosen PLB FIP Universitas Negeri Malang, tampil sebagai pembicara dalam acara Malang Autism Summit 2024 (MAS24), bersama para pakar lainnya dari Indonesia dan Malaysia.
Malang Autism Summit 2024 (MAS24) yang diselenggarakan pada tanggal 3-5 Oktober 2024 di Malang Creative Centre, menjadi wadah penting untuk memperkuat komitmen terhadap anak berkebutuhan khusus (ABK), terutama mereka yang mengalami Autism Spectrum Disorder dan Specific Learning Disability, diantaranya disleksia.
Dalam pemaparannya, Dr. Ranti menekankan pentingnya menciptakan lingkungan yang inklusif bagi penyandang disabilitas, sesuai dengan UU RI No. 8 Tahun 2016. “Jika kebutuhan anak berkebutuhan khusus diakomodasi dengan baik, mereka dapat berinteraksi tanpa hambatan dan berpartisipasi penuh di masyarakat.
Di lain kesempatan, Dr. Ranti menyampaikan bahwa partisipasinya dalam MAS24, merupakan wujud kepedulian dan komitmen utk bersinergi dengan berbagai pihak. Selaku salah seorang konsultan Rainbow, ia menegaskan komitmen lembaga ini untuk memberikan solusi konkret bagi anak-anak berkebutuhan khusus, serta mendorong lebih banyak lembaga untuk berkontribusi dalam menciptakan lingkungan yang inklusif dan mendukung.
Rainbow Pusat Intervensi dan Pembelajaran Anak, merupakan salah satu lembaga yang berperan aktif dalam memberikan layanan bagi anak berkebutuhan khusus di daerah Malang dan beberapa kota lain di Indonesia.
Rainbow, melalui program-program intervensi yang inovatif, telah membantu banyak anak berkebutuhan khusus menjalani kehidupan yang lebih mandiri. Dengan pengalaman panjang dalam memberikan layanan kepada anak-anak berkebutuhan khusus, Rainbow terus mengembangkan pendekatan baru, termasuk memanfaatkan teknologi untuk mendukung perkembangan anak.
Praktisi Pemberdayaan Masyarakat, Fadly Halim Hutasuhut, S.IP, MPS.Sp menyambut baik berbagai kegiatan kegiatan yang dilakukan oleh berbagai stakeholder. “Pemenuhan berbagai kebutuhan penyandang disabilitas ataupun permasalahan lainnya akan semakin baik jika mendapatkan dukungan berbagai pihak.”, jelasnya. Setiap unsur masyarakat, baik itu dari lingkungan terkecil seperti keluarga, tetangga, pemerintah diberbagai tingkat, akademisi, pengusaha, tokoh masyarakat dan berbagai unsur lainnya, harus memberikan kontribusi mereka. “Coba kita renungkan, ketika mendengar tentang pendidikan anak berkebutuhan khusus, apakah sebagai unsur dari masyarakat, kita telah memberikan peran dan dukungan terbaik yang dapat kita lakukan. Seberapa kualitas aksi nyata yang telah kita lakukan? ”, tanya mahasiswa doktor Pendidikan Luar Sekolah di Universitas Negeri Malang tersebut.
-Lentera Sanggar Rainbow-